DRAG

Kamis, 16 Desember 2010

tips & trik korek harian

Suwarno Harjo Setio yang pembuat klep TK mengklaim klep buatannya bolt-on alias tinggal pasang. Tapi, katanya tidak melarang mekanik untuk modifikasi atau menyesuaikan dengan keperluan balap. Misalnya bibir klep didesain ulang sesuai sudut kemiringan sitting klep.

Seperti dilakukan Bobeng alias Sugiono dari Bintang Racing Team itu. “Setiap klep yang digunakan untuk balap pasti didesain ulang. Terutama pada bibir payung klep,” jelas Bobeng yang menjabat posisi sebagai research and development itu.


Bobeng yang berpengalaman di balap puluhan tahun itu memberi edukasi atau pembelajaran. “Sekaligus juga mengingatkan kepada para mekanik. Soalnya banyak yang menyepelakan penyesuaikan sudut bibir payung klep,” jelas mekanik berkacamata itu.

Menurut mantan crosser itu, sudut payung klep harus dibikin ulang hukumnya wajib. Soalnya klep standar pabrik atau aftermarket biasanya hanya satu sudut. Padahal di motor balap yang butuh aliran gas bakar lancar perlu dua sudut.

Terdapat dua sudut bibir payung klep yang dikikis. Pertama, sudut bibir paling luar dari lingkaran payung katup. Dikikis sampai sudut 45 derajat. “Permukaan inilah yeng nempel pada sitting klep (dudukan katup) ketika terpasang di kepala silinder,” cetus Bobeng yang bapak dua anak itu.

Permukaan kedua yang lebih atas yaitu dikikis sampai 30 derajat. Ini disebut sudut kemiringan lingkaran dalam. Permukaan ini perlu dibentuk sudut agar aliran gas bakar tidak terhalang. Lalu-lalang jadi lebih lancar tanpa adanya benjolan yang menghalangi.

Cara seperti ini bukan hanya untuk mempercepat proses skir klep atau menahan kebocoran kompresi. “Namun juga sangat menunjang dalam kecepatan aliran gas bakar. Berdampak terhadap kenaikan daya kuda mesin,” ucap Koh Setio yang juga buka Polaris Variasi di Jl. Kebon Jeruk III, No. 51, Kota, Jakarta Barat.
PISAU CUKUR KLEP
Untuk membentuk 2 sudut di bibir payung klep diperkulan alat yang namananya reface valve (RV). Berbeda dengan sitting valve cutter. Reface valve untuk membenahi klep. Sedang sitting valve cutter untuk membenahi dudukan atau sittingklep.

RV terdiri dari dudukan pisau dan bodi pemegang. Dudukan pisau bisa dibolak-balik. Sisi atas mata pisau dibuat miring 45 derajat. Sedang sisi bawah mata pisau miring 30 derajat.

Jika mau digunakan, mata pisau bisa dibolak-balik. Untuk mencukur sudut bibir luar payung klep menggunakan mata pisau 45 derajat. Sisi dalam lingkaran payung klep pakai yang 30 derajat.

Punya RV dipastikan jadi jarang beli katup. Cukup pakai klep lama yang diatur ulang. “Asal tidak bengkok, semua klep bekas bisa dipakai lagi,” jelas Bobeng yang juga menjual RV untuk para mekanik dan umum. Lebih pasti dan jelas soal RV monggo calling di 0811-913-226.

Ciri Klep Racing

Sekarang eranya 4-tak. Klep memegang peranan penting untuk mengatur sirkulasi gas bakar. Namun untuk keperluan balap diperlukan klep racing. Tentunya punya ciri dan karakter berbeda dibanding klep standar. Lantas, apa aja perbedaannya?

Klep racing tidak hanya enteng tapi juga tahan pukulan. Makanya dibuat dari bahan ringan. Seperti dari titanium. Namun bikin harganya menjadi tinggi. “Paling penting tahan magnet,” ungka Suwarno Harjo Setio, bos produsen klep TK.

Karakter tahan magnet bisa mudah ditebak. Jika klep dekat magnet atau besi brani tidak akan nempel. “Sifat ini menguntungkan karena tidak mudah dihinggapi kotoran. Terutama serbuk atau geram besi,” jelas Koh Setio dari Polaris Variasi di Jl. Kebon Jeruk III, No. 51, Kota, Jakarta Barat.


Klep tahan magnet cocok untuk katup buang. Sehingga kotoran sisa pembakaran tidak mudah hinggap di bagian itu. Soalnya akibat kotoran yang nempel itu menghalangi laju gas bakar. Bikin aliran tertahan dan merugikan.

Disamping itu juga, klep racing punya batang kecil dan enteng. Sehingga tidak berat dan tidak banyak gesekan. “Makin besar batang klep, bikin gesekan gede dan mengurangi tenaga mesin,” tambah Koh Chandra, bos bengkel bubut Master Tjendana, Bandung.

Dibutukan klep ringan juga ada hubungan dengan kerja pegas katup. Jika klep berat, kerja pegas makin berat. “Mempermudah terjadinya floating atau telat balik,” ungkap Chandra yang sedang mendambakan pasangan perkawinan baik hati itu.

Lebih jauh Tomy Huang yang bos Bintang Racing Team kasih penjelasan. Batang klep kecil tidak hanya ringan gesekan dan enteng di bobot. Tapi, juga bikin bos klep jadi kecil dan tidak menghalangi aliran gas bakar di lubang porting.

Lebih jelas lagi, klep racing bisa dilihat dari dimensinya. Paling sederhana bisa lihat dari payung klep. Sambungan antara payung dengan batang klep tidak terlalu gendut. Sudut yang lumayan tajam dimaksudkan agar tidak menghalangi aliran gas bakar.

Paling penting lagi coba perhatikan batang klep dekat payung. Di sana dijumpai batang yang mengecil. “Dimaksudkan ketika klep membuka, batang kecil itu posisinya tepat di tengah lubang porting,” cerita Tomy yang belajar ilmu porting di Australia itu.
PERMUKAAN KASAR
Pada klep racing juga harus memperhatikan permukaan tertentu. Terutama pada bagian yang dialiri gas bakar. Posisinya pada bagian yang ada di lubang porting. Yaitu permukaan dalam payung dan batang klep bawah. Pada bagian ini harus kasar.

Bisa dilihat dari klep TK. Pada bagian ini sangat kasar. “Dimaksudkan supaya gas bakar tidak mengembun dan kotoran gampang lepas. Kasarnya sama dengan lubang porting,” cerita Koh Setio yang riset klep sejak 1998 lalu itu.

Permukaan kasar kebalikan dari sifat kaca yang halus. Bila disemprot gas misalnya, atau ditiup pakai mulut pasti jadi berembun. Ini sama dengan lubang porting jika dibikin kelewat halus. Makanya gunakan ampelas ukuran 1.000 untuk menggerusnya biar kasar.


sumber : motorplus

Antara Piston dan Klep

Jangan Terjebak Lebar!

Sudah banyak tukang bubut jago ganti klep 4-tak dengan ukuran payung lebar. Akibatnya banyak salah kaprah. Katanya, mau kencang kudu pakai payung klep lebar selebar-lebarnya. Padahal itu salah kaprah, Cuy!
Contoh sederhananya seperti aliran air dalam slang. “Jika ukuran slang besar, air yang mengalir kurang deras. Sama seperti payung klep kegedean,” ujar Tomy Huang dari Bintang Racing Team alias BRT.

Payung klep terlalu besar, tenaga atau torsi dihasilkan berkurang. Padahal, untuk membangun motor kencang, butuh aliran atau velocity gas bakar kencang juga.


Pendapat senada, diakui Chandra Sopandi dari Master Tjendana. “Bikin 4-tak berlari, butuh harmonisasi cc mesin dengan diameter payung klep,” ungkap pria yang punya bengkel bubut di Jl. Pagarsih, No. 146, Bandung, Jawa Barat.

Menurut pria lumayan ganteng dan sedang cari pasangan hidup ini, ada dua acuan. Pertama, merujuk Graham Bell, pengarang buku Four Stroke Performance Tuning Inggris. Pria yang sudah berkecimpung dalam riset selama 28 tahunan ini, membuat tabel besaran klep sesuai kapasitas silinder.

Misal, di motor bore up 125 cc. Disarankan pakai klep in diameter 1,16 inci. Kalau dijadikan mm dikalikan 25,4. Maka hasil yang didapat 29,4 mm. Begitu juga klep buang yang disarankan pakai 1 inci atau 25,4 mm.

Dengan pemakaian klep ini, power terjadi di 7.000-8.000 rpm. Malah rpm bisa bertambah lagi menjadi 8.500–9.000 rpm, jika diameter silinder lebih besar dari langkah (over-square).

Acuan kedua, lebih mudah buat dipakai. Menentukan diameter payung klep pakai rumus 0,5-0,6 dikalikan diameter piston. Itu buat klep masuk. Sedang klep buang sekitar 80-86 persen dari besar klep masuk.

“Metode ini, juga didapat dari Graham Bell,” kata Tomy yang tak hanya jago bikin CDI programable, tapi juga jago bikin motor balap. Ambil contoh! Pakai diameter piston 65 mm, maka klep masuk ukuran 32,5 mm. Sedang klep buang atau ex berarti ukuran 27,6 mm.

“Tapi tergantung dari mekanik itu sendiri. Biasanya jika hasil pembagian memiliki koma di belakang, maka bisa pakai ukuran klep setingkat di atas atau di bawah. Misal, 27,7 mm. Maka bisa pakai klep 27 atau 28 mm.

Menurut Tomy lagi, menghitung dengan cara ini ada kompromi. Misal, kalau mau dapat torsi lebih cepat, bisa bagi diamater piston dengan perbandingan lebih kecil. Misal, 65 mm dikali 0,5. Bukan 0,6. “Ini semua berdasarkan pengalaman,” bilang Tomy.
PENGARUH BATANG KLEP
Memilih klep payung lebar memang susah. Banyak sih terapkan dari mobil. Tapi risiko yang ditanggung tidak sebanding. Batang klep kelewat besar punya bobot berat dan gesekan gede.

“Lebih bagus pakai yang punya motor, batangnya kecil. Cari yang aftermarket,” anjur Suwarno Harjo Setio, produsen klep TK dan bos toko Polaris dari Kebon Jeruk III, No. 51, Kota, Jakarta Barat.

Itu bikin Koh Setio membuat klep TK dengan berbagai tingkatan. “Seperti Jupiter-Z, klep in standar 23 mm. Variasinya dari 23 sampai 31 mm. Sedang klep buang standar 20 mm, penggantinya ada sampai 24 mm,” jelas bos Koh Setio yang bisa ditanya soal ukuran payung klep lewat (021) 6248852.

sumber : motorplus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar