DRAG

Minggu, 20 Februari 2011

UpGrade Pahe Yamaha Jupiter Z Budget Rp 350 Ribuan


ips Performance Yamaha Jupiter Z

UpGrade Pahe Yamaha Jupiter Z Budget Rp 350 Ribuan

Tangerang - Kurang puas dengan performa besutannya yang masih standar pabrik, Farid S, pembesut Yamaha Jupiter Z (headlamp burung hantu) lansiran 2006, memboyong tunggangannya ke bengkel Ultraspeed Racing (UR) untuk order dongkrak performa agar tambah ngacir.

“Sebenarnya buat harian, tenaganya sudah mantap. Tapi untuk momen tertentu seperti; bangun kesiangan maupun jalanan padat merayap, pasti membutuhkan akselerasi dan performa yang ekstra agar masuk sekolah enggak telat lagi,” beber siswa SMK 45, Kebayoran Lama, Jakbar ini.

Berhubung Farid masih anak sekolahan, tak heran bila urusan budget agak mefet alias pas-pasan. “Saya cuma punya dana Rp 350 ribu. Bagaimana caranya, dana segitu bisa bikin performa bertambah. Tapi tak mau aplikasi knalpot model freeflow,” pinta warga Kemanggisan, Jakbar ini.

Tahu keinginan pelanggan, Bejo Saputro, mekanik UR menawarkan ubahan yang pernah ia lakukan pada motor yang sama dengan lama pengerjaan hanya sehari. Yakni noken as standar di-custom dan coak piston standar. “Masalah hasil, dijamin bakal tambah ngacir deh,” yakin mekanik yang akrab disapa Parjo ini.


Noken as custom durasi jadi 280° bikin buka tutup klep lebih cepat (kiri). Alur klep pada piston dicoak 2 mm, biar klep tidak mentok (kanan) 
Untuk noken as, lanjut Parjo, bagian tonjolannya ditambah daging sedikit. Keudian profilnya dibentuk ulang hingga membentuk durasi 280°. Biaya penger­jaanya Rp 200 ribu. Sedangkan jalur klep pada piston, dicoak sekitar 2 mm, ongkosnya Rp 50 ribu,” jelasnya.
 
 Coak piston dialakukan untuk mengantisipasi klep tidak mentok setelah kem di-custom. Pasalnya lift kem dibikin lebih tinggi dari standarnya. "Otomatis jarak buka tutup klep juga lebih panjang” urai Parjo.


Alur klep pada piston dicoak 2 mm, biar klep tidak mentok 
Kelar itu, piston dan head dirakit kembali seperti semula. Paking blok dan head disarankan ganti baru seharga Rp 10 ribu. “Kalau ongkos pengerjaannya dipatok Rp 70 ribu. Ini masuk kategori servis besar,” imbuh pria 24 tahun ini.

Kelar pasang piston dan noken as, karburator wajib setting ulang. Tapi cukup atur setelan anginnya (air screw) saja. Kondisi standar biasanya 1,5 putaran membuka, setalah terapkan aplikasi ini dibikin 1 putaran membuka.

“Tujuannya agar suplai udara agak berkurang, tapi semprotan bensin lebih banyak. Ujungnya membantu tingkatkan performa yang juga bikin akselerasi lebih cepat,” kekeh pria yang ngepos di Jl. H. Mencong No.42, Ciledug, Tangerang. (motorplus.otomotifnet.com)

 Daftar Harga Part   
 Custom noken as: Rp 200 ribu  
 Coak piston: Rp 50 ribu  
 Paking head + blok: Rp 10 ribu  
 Ongkos pengerjaan: Rp 70 ribu  
 Total: Rp 330 ribu  
 Hasil Dyno   
  Standar Upgrade Kenaikan
 Power 7,932 dk/7.746 rpm 9,153 dk/8.218 rpm 1,221 dk
 Torsi 8.307 Nm/7.131 rpm 7.700 Nm/5.776 rpm 0,607 Nm

Nih, Piston Bore Up Favorit!


Tips Performance


Penyuka bore up dan stroke up makin menggila. Makanya kini banyak muncul piston aftermarket favorit. Dari buatan FIM hingga Hi Speed yang from Thailand.

Ukuran dan desain mendekati gaya kompetisi. Bahkan seperti kepunyaan spesial engine alias SE. Material yang digunakan lebih kuat.

Asyiknya piston yang baru nongol ini tersedia bukan hanya untuk Yamaha. Tapi juga tersedia untuk Suzuki yang kebanyakan pakai kepunyaan Satrai F-150 untuk drag bike atau balap malam hari.

Material yang digunakan kalau yang buatan FIM lebih kuat. Bahkan proses pengerasan lebih keras dan rigid.

Antara yang buatan FIM dan Hi Speed sudah dilengkapi lapisan teflon. Sehingga bukan saja lebih licin. Tapi, juga lebih halus di soal suaranya. Kalau orang bule bilang tidak noise atawa tidak berisik.

Untuk dome juga lebih jenong. Sehingga bisa atur kompresi. Tinggal papas tingkatan jenong sesuai keinginan. Lebih lengkap lanjut baca tulisan boks. (motorplus-online.com) 

Buat Ninja dan Satria FU-150

Belum lama PT Federal Izumi Manufacturing (FIM)) meluncurkan piston bore up untuk Kawasaki Ninja 250R. Tipenya FIM25.

Standar piston Ninja ukurannya 62 mm dan lubang pen piston 16 mm. Nah, yang diluncurkan FIM versi bore up. Tersedia dua ukuran. “Size oversize 150 dan 200,” jelas Agus Salim, Marketing Department FIM.

Berarti ukuran piston yang tersedia 63,5 mm dan 64 mm. “Setara dengan piston Honda Tiger standar dan oversize 50,” jelas Agus Salim yang berbadan gempal itu.

Untuk ring piston juga sangat mudah dilacak. “Karena dirancang bisa menggunakan ring piston Honda Tiger standar dan oversize 50,” jelas brother yang kerap menyambangi event road race ini.

Enaknya piston ini bisa juga dipakai untuk bore up Suzuki Satria F 150. Karena lubang pen piston Satria F juga sama-sama 16 mm. Kelebihan piston FIM25 dirancang untuk head 4 klep. Sangat cocok di Satria dan Ninja 250R. Dome juga bisa diatur ulang sesuai kompresi yang diinginkan. Piston seharga Rp 250 ribu ini komposisi material yang dikandungnya hampir sama dengan piston racing FIM lainnya. Namun proses pengerasan lebih. Kandungan silicon juga lebih dari biasanya.

Hi Speed Pro

Hi Speed Thailand juga meluncurkan piston yang memiliki desain berbeda. Bentuknya masih seperti piston SE namun pinggangnnya lebih lebar. Ini mungkin bisa juga dipakai untuk harian.

Piston yang dikasih nama jenisnya Hi Speed Pro ini juga tersedia beberapa ukuran. “Dari mulai 58 sampai 68 mm,” kompak Miekeel Tjahjanto dari MC Racing dan Awan dari Ban Speed Galery. Kompak nih yeee...

Untuk ukuran lubang pin juga beragam. Mulai dari ukuran 13,14 dan 15 mm juga tersedia. Sehingga semua merek motor yang beredar, dipastkan hampir bisa pakai.

Perbedaan yang dimiliki piston jenis Pro ini terletak pada bentuk kepala piston. “Lebih jenong sehingga bisa menghasilkan kompresi tinggi,” jelas Miekel dari markasnya Jl. Kebon Jeruk IX, No. 20C, Kota, Jakarta Barat.

Untuk piston jenis Pro ini juga tersedia dua pilihan. Ada yang dilapisi teflon dan ada juga yang tanpa teflon. Tinggal pilih sesuai keinginan mekanik. “Harga yang ditawarkan Rp 450 ribu sudah termasuk piston, ring, pin dan klip,” kabar Miekel yang punya nomor telepon toko (021) 6289637.

Hi Speed R

Piston buatan Hi Speed Thailand ini belum lama nongol. Memiliki desain atau bentuk seperti piston milik special engine atau SE yang langganan dipakai motocross.

Bagian pinggangnya juga lebih sempit. “Sehingga minim gesekkan dengan dinding liner,” jelas Awan Kurniawan dari Ban Speed Galery itu.

Diameter yang tersedia dari ukuran 58 mm sampai 68 mm. Lubang pennya ada yang 13 mm, 14 mm dan 15 mm.

Enaknya, piston ini hanya dilengkapi dua coakan untuk tonjokan klep. Tidak seperti piston Honda CBR yang ada 4 coakan itu. Untuk motor lokal yang kebanyakan hanya 2 klep, seher CBR malah mengurangi kompresi.

Awan juga merinci soal harga. “Satu set sudah termasuk piston, ring, pin dan klip dibanderol Rp 550 ribu,” jelas Awan yang baru buka toko di Jl. Jelambar Aladin, No. 3, Tubagus Angke, Jakarta Barat ini. Memang lumayan mahal tapi, sebanding dengan bentuk dan piston yang ringan ini. Lebih lengkap informasinya silakan tanya Awan yang siap dikontek langsung di nomor 0817-000-8859.

Yamaha 70 mm

Dari sekian piston bore up, piston keluaran Yamaha Thailand ini sangat gede. Ukuran diameter piston mencapai 70 mm. Namun kode di kemasannya seperti untuk Yamaha Fino.

Aneh juga kan? Yamaha Fino kan seher standarnya hanya 52 mm. Bisa jadi untuk Fino versi bore up edan-edanan.

Seher ini punya lubang pen 15 mm. Bisa langsung plek masuk di setang seher milik Fino, Mio atau Nouvo. Namun hati-hati pantat seher bisa ditabok bandul kruk as. Kudu diukur dulu sebelum dipasang. Kalo perlu dibubut dulu biar pas.

Bentuk seher ini kepalanya seperti piston milik Scorpio. Begitupun jarak dari lubang pen sampai puncak seher mirip dengan milik motor Kalajengking itu.

Namun untuk seher segede ini sih enggak perlu jenong. “Kompresinnya juga sudah sangat gede,” jelas Miekel Tjahjanto yang menjual piston ini di rentang harga Rp 550 ribu. Banderol jual segitu tentunya juga sudah termasuk piston, ring, pin dan klip.

Modifikasi Liaran Modif Nouvo-Z, Naik Stroke Tanpa Paking


Modifikasi Liaran

Modif Nouvo-Z, Naik Stroke Tanpa Paking

Ciri-ciri mesin sudah korek habis, gampang terbaca lewat penambahan paking almu tebal di bawah silinder. Namun untuk main kelas standaran balap lurus malam hari, haram menggunakan paking tebal. Kudu menampakkan standar.

Seperti yang diterapkan Yamaha Nouvo Z 2005 milik Vincent Wijaya dari Jl. Taman Sari VIII, Jakarta Barat. Mesin terlihat seperti standar, namun akselarasi melesat. Wus...wus...wus...

Cara yang sudah lazim banyak dipakai mekanik lain juga diikuti oleh Otoy yang mengorek Nouvo ini. Yaitu menggunakan piston Honda CBR yang lebih pendek. Sehingga stroke bisa naik 3 mm dan turun 3 mm. Totalnya jadi 6 mm.
Untuk itu cukup menggunakan pen stroke 3 mm. Agar tidak merusak kruk as dan mudah dikerjakan. Total kenaikan stroke 6 mm ditambah langkah piston standar 57,9 mm. Jadinya 63,9 mm.

Namun agar tidak mudah jebol, kepala piston bagian samping harus dibuat mendem. Atau lebih rendah 0,3 mm dari permukaan atas blok.

Seher CBR150 yang dipakai buatan Hi Speed. Punya diameter 66 mm. “Kapasitas silinder yang dihasilkan jadi 218,5 cc,” jelas Otoy yang buka bengkel B-Nana Racing di Jl. Pademangan 2, No. 131, Jakarta Utara.

Namun ada yang aneh. Kelas standaran biasanya dibolehkan menggunakan part luar serba standar. Seperti karburator juga harus menggunakan standar Nouvo yang masih vakum.

Tapi, di Nouvo ini malah menggunakan karburator PE. Ukurannya yang gede pula, yaitu 32 mm. Turun di kelas standar pasti lawan tidak akan mau.

Ada-ada saja.

Dominasi Part Thailand

Tidak disangka kalau jeroan mesin Nouvo-Z milik Vincent ini banyak pakai part dari Thai alias Thailand. Di antaranya satu set head beserta isinya, kem aftermarket yang punya lift tinggi. Serta satu gelondong kruk-as buat Nouvo-Z yang diboyong langsung dari negeri Gajah Putih.

“Bahkan komponen di dalam CVT seperti belt, roller, puli, kopling sentrifugal juga dibawa langsung dari sana. Tidaak ketinggalan knalpot racing model terbaru untuk motor ini, juga beli langsung di sana. Pokoknya modelnya beda,” ujar Vincent yang rencananyajuga mau buka toko variasi bernama Vincent’s Racing Galerry dalam waktu dekat ini.

Cuma saat ditanya pakai merek apa yang akan di

Modif Suzuki Satria F-150, Turun Spek Demi Lawan


Modif Suzuki Satria F-150, Turun Spek Demi Lawan

Aslinya Suzuki Satria F-150 punya Abdul Hamid Manan dari Pulogebang, Jakarta Timur ini, untuk turun di trek 800 meter. Cuma karena enggak ada lawan, Hari Novrian sang mekanik Hari Motor pun terpaksa turun spek.

“Kebetulan ada lawan yang spek-nya di bawah 800 meter. Hasil negosiasi sepakat jadi 600 meter. Pertama memang kalah karena bocor komporesi di head. Ke-2 malah bisa ninggal jauh motor lawan,” bangga mekanik di Jl. H. Naman, Blok R6, Pondok Kelapa, Jaktim.

Diakui Hari, motor tunggangan Dani Tilil ini tak banyak diubah untuk turun spek. Hanya agar mantap akselarasi tanpa mengurangi performa di top-speed. Seperti kompresi, awalnya 12,5:1 buat trek 600 meter naik jadi 13,5:1. Atu bisa dibilang naik satu poin agar putaran mesin bawah jadi lebih responsif.

"Maklum, trek lebih pendek kudu manjakan akselarasi. Apalagi rasio gigi 1 sampai 6 yang digarap koh Nanang Gunawan dari MCC untuk trek 800 meter masih dipakai. Paling gir ganti dari 16/34 jadi 15/35,” ujar mekanik disapa Uda ini.
Untuk bisa ninggalin rival, motor 250 cc setelah bore up juga naik stroke. Pakai piston Scorpio 70 mm dan stroke 66 mm setelah ganti stang piston RX-Z. Cuma harus geser pen kruk-as 9 mm dengan cara pen kruk-as asli diameter 28 mm diganti jadi 22 mm punya RX-Z. Lalu bekas lubang ditambal daging sambil dibuatkan lubang pen baru.

“Paking atas pakai standar 1 lembar. Paking bawah selain diganjal pelat aluminum 2 cm juga ditambah paking standar 1,5 mm,” ulas bapak dua anak ini.

Gabungan bensol biru, Pertamax dan udara dari karbu NSR SP reamer jadi 32 mm dengan spuyer 135/50. Buka-tutup diatur klep Thunder 125 yang punya ukuran 26 mm (in) dan 23 mm (ex).Diimbangi durasi kem 260 derajat baik untuk klep in maupun out.

Ayo siapa berani?(www.motorplus-online.com)

Kampas Kopling Suzuki RGR

Komponen vital penentu kemenangan motor garapan Hari Novrian adalah kampas kopling. Tanpa didukung peranti mumpuni ini, tenaga motor hasil pembakaran akan percuma. Lantaran tenaga yang ditransfer tidak sepenuhnya dapat memutar roda belakang.

“Khusus untuk Satria F-150 ini, dipercayakan pada kampas kopling punya Suzuki RGR150. Selain memiliki material lebih kuat, penampang permukaan kampas juga lebih lebar. Risiko kampas selip jauh dari bayangan,” ujar Hari yang mempercayakan knalpot custom Joko Exhaust untuk pipa gas buang.

Dibanding aslinya, jika dipakai untuk balap biasanya tapak kampas gampang lepas. Selain itu umur pakai juga enggak bisa dipakai lebih dari 2 kali turun.

Wah, boros, dong?